Job Enrichment (Psikologi Manajemen)
Merupakan
upaya untuk memotivasi karyawan dengan memberi mereka kesempatan untuk
menggunakan berbagai kemampuan mereka. Ini adalah ide yangdikembangkan
oleh psikolog Amerika. Job enrichment adalah memberikan tugas dan
tanggung jawab lebih besar pada karyawan dan menambah pekerjaan dalam
hal kualitas, atau kompleksitasnya. Misalnya, seorang teknisi yang
biasanya menangani mesin, kemudian ditugaskan untuk menangani mesin baru
yang lebih kompleks.
Job
enrichment adalah teknik yang secara perilaku berusaha membangun
motivator psikologis sebagaimana digambarkan dalam two-factor theory
Herxberg.
Khususnya
program pengayaan pekerjaan berusaha untuk memberikan pekerja otoritas
lebih dalam perencanaan kerja dan mengontrol kecapatan dan prosedur yang
digunakan dalam melakukan pekerjaan. Contoh yang dilakukan adalah
menggunakan test group dan control group. Test group diberikan
kepercayaan menandatangani dengan menggunakan namanya kepada surat-surat
yang mereka siapkan, mendorong mereka menjadi tenaga ahli dalam
masalah-masalah yang mereka hadapi, menjadikan mereka akuntabel terhadap
kualitas pekerjaan mereka. Setelah enam bulan, kualitas test group,
sikap, produktivitas naik, keterlambatan, absent, dan biaya kerja
menurun. Di lain pihak, kinerja kontrol group tetap sama. Tetapi, job
enrichment bukan tanpa resiko, mereka yang melakukannya tanpa
determinasi yang kuat untuk melakuakn dengan benar akan gagal. Untuk itu
diperlukan juga untuk mempertimbangkan dimensi-dimensi pekerjaan inti.
#Langkah-Langkah dalam Redesign Pekerjaan Untuk Job Enrichment#
A.Menggabungkan beberapa pekerjaan menjadi satu. a.Menjadi lebih besar b.Lebih bervariasi c.Kecakapan lebih luas
B.Memberikan modul kerja untuk setiap pekerja.
C.Memberikan kesempatan pada setiap pekerja untuk dapat bertanggung jawab. a.Kesempatan mengatur prosedur kerja sendiri
D.Memberikan kesempatan pekerja menghubungi kliennya sendiri secara langsung. a.Orang – orang yang berhubungan dengan pelaksanaan kerjanya.
E.Menciptakan sarana – sarana umpan balik. a.Pekerja dapat memonitor koreksi diri.
#Pertimbangan-Pertimbangan Dalam Job Enrichment#
A.Jika
pekerjaan terspesialisir dan sederhana dirancang kembali untuk
memotivasi secara intrinsik pada pekerja, maka kualitas pelaksanaan
kerja pekerja akan meningkat.
B.Absensi – absensi dan perpindahan kerja akan berkurang.
C.Dimensi inti yang berkaitan dengan motivasi intrinsik & lapangan kerja ( Hackman dan Oldham ), yaitu:
a.Keragaman ketrampilan (skill variety)
Banyaknya
ketrampilan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan. Makin banyak
ragam ketrampilan yang digunakan, makin kurang membosankan pekerjaan.
Misalnya, seorang salesman diminta untuk memikirkan dan menggunakan cara
menjual yang berbeda, display (etalase) yang berbeda, cara yang lebih
baik untuk melakukan pencatatan penjualan.
b.Jati diri tugas (task identity)
Tingkat
sejauh mana penyelesaian pekerjaan secara keseluruhan dapat dilihat
hasilnya dan dapat dikenali sebagai hasil kinerja seseorang. Tugas yang
dirasakan sebagai bagian dari pekerjaan yang lebih besar dan yang
dirasakan tidak merupakan satu kelengkapan tersendiri menimbulkan rasa
tidak puas. Misalnya, seorang salesman diminta untuk membuat catatan
tentang penjualan dan konsumen, kemudian mempunyai dan mengatur display
sendiri.
c.Tugas yang penting (task significance)
Tingkat
sejauh mana pekerjaan mempunyai dampak yang berarti bagi kehidupan orang
lain, baik orang tersebut merupakan rekan sekerja dalam suatu
perusahaan yang sama maupun orang lain di lingkungan sekitar. Jika tugas
dirasakan penting dan berarti oleh tenaga kerja, maka ia cenderung
mempunyai kepuasan kerja. Misalnya, sebuah perusahaan alat-alat rumah
tangga ingin mengeluarkan produk panci baru. Para karyawan diberikan
tugas untuk mencari kriteria seperti apa panci yang sangat dibutuhkan
oleh ibu-ibu masa kini. (tugas tersebut memberikan kepuasan tersendiri
bagi karyawan karena hasil kerjanya nanti secara langsung akan memberi
manfaat kepada pelanggan)
d.Otonomi
Tingkat
kebebasan pemegang kerja, yang mempunyai pengertian ketidaktergantungan
dan keleluasaan yang diperlukan untuk menjadwalkan pekerjaan dan
memutuskan prosedur apa yang akan digunakan untuk menyelesaikannya.
Pekerjaan yang memberi kebebasan, ketidaktergantungan dan peluang
mengambil keputusan akan lebih cepat menimbulkan kepuasan kerja.
Misalnya, seorang manager mempercayai salah satu karyawan untuk
memperebutkan tender dari klien. Karyawan tersebut menggunakan ide dan
caranya sendiri untuk menarik perhatian klien . Karyawan diberi
kebebasan untuk mengatur sendiri waktu kerja dan waktu istirahat.
e.Umpan balik (feed back)
Memberikan
informasi kepada para pekerja tentang hasil pekerjaan sehingga para
pekerja dapat segera memperbaiki kualitas dan kinerja pekerjaan.
Misalnya, dalam menjual produk salesman didorong untuk mencari sendiri
informasi, baik dari atasan maupun dari bagian‑bagian lain, mengenai
segala hal yang berkaitan dengan jabatannya serta meminta pendapat
konsumen tentang barang‑barang yang dijual, pelayanan, dll.
Jadi kondisi
psikologis kritis karyawan yang muncul karena adanya dimensi utama
dalam tugas akan mempengaruhi hasil kerja karyawan yang telah
termotivasi secara internal. Berhasil atau tidaknya hasil kerja dalam
job enrichment tergantung oleh kekuatan kayawan untuk berkembang dan
berpikir positif.
Sumber :
P.Siagian, Sondang, Prof. Dr. MPA.(1988). Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta : Rineka Citra.
Sihotang. A. Drs. M.B.A. (2006).Menejemen Sumber Daya Manusia .Jakarta : PT Pradnya Paramita.
No comments:
Post a Comment