Reproduksi adalah suatu proses biologis di
mana individu organisme baru diproduksi. Reproduksi adalah cara dasar
mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk kehidupan; setiap individu
organisme ada sebagai hasil dari suatu proses reproduksi oleh pendahulunya.
Cara reproduksi secara umum dibagi menjadi dua jenis: seksual dan aseksual.
Dalam reproduksi aseksual, suatu individu dapat melakukan
reproduksi tanpa keterlibatan individu lain dari spesies yang sama. Pembelahan
sel bakteri menjadi dua sel anak adalah contoh dari reproduksi
aseksual. Walaupun demikian, reproduksi aseksual tidak dibatasi kepada
organisme bersel satu. Kebanyakan tumbuhan juga memiliki kemampuan
untuk melakukan reproduksi aseksual.
Reproduksi seksual membutuhkan keterlibatan dua individu,
biasanya dari jenis kelamin yang berbeda. Reproduksi manusia normal
adalah contoh umum reproduksi seksual. Secara umum, organisme yang lebih
kompleks melakukan reproduksi secara seksual, sedangkan organisme yang lebih
sederhana, biasanya satu sel, melakukan reproduksi secara aseksual.
Reprosuksi Seksual
1.
Mula-mula Hifa berbeda jenis saling berdekatan.
2.
Hifa betina akan membentuk Askogonium dan hifa jantan akan
membentuk Anteridium, masing-masing berinti haploid.
3.
Dari askogonium akan tumbuh Trikogin yaitu saluran yang
menghubungkan askogonium dan anteridium.
4.
Melalui trikogin anteridium pindah dan masuk ke askogonium
sehingga terjadi plasmogami.
5.
Askogonium tumbuh membentuk sejumlah hifa askogonium yang
dikarion. Pertumbuhan terjadi karena pembelahan mitosis antara inti-inti tetapi
tetap berpasangan.
6.
Pada ascomycota yang memiliki badan buah, kumpulan hifa askogonium yang
dikariotik ini membentuk jalinan kompak yang disebut Askokarp. Ujung-ujung hifa
pada askokarp membentuk askus dengan inti haploid dikariotik.
7.
Di dalam askus terjadi kariogami menghasilkan
inti diploid.
8.
Di dalam askus terdapat 8 buah spora. Spora terbentuk
di dalam askus sehingga disebut sporaaskus. Spora askus dapat
tersebar oleh angin. Jika jatuh di tempat yang sesuai, spora askus
akan tumbuh menjadi benang hifa yang baru.
•
Catatan: Di dalam askus terdapat
8 buah spora karena 2 inti diploid melakukan pembelahan meiosis menghasilkan
4 inti haploid. Setiap haploidakan membelah secara mitosis sehingga
setiap askus terdiri dari 8 buah spora
Reproduksi Aseksual
Reproduksi aseksual adalah proses reproduksi dimana
keturunan timbul dari orangtua tunggal, dan mewarisi gen dari satu orang tua.
Aseksual adalah reproduksi yang tidak melibatkan meiosis, ploidi
pengurangan, atau fertilisasi. Sebuah definisi yang lebih ketat adalah
agamogenesis yang adalah reproduksi tanpa fusi gamet. Reproduksi aseksual
adalah bentuk reproduksi organisme bersel tunggal seperti archaea, bakteri,
dan protista. Banyak tanaman dan jamur bereproduksi secara
aseksual juga.
Sementara semua prokariota bereproduksi secara aseksual (tanpa
pembentukan dan fusi gamet), mekanisme transfer gen lateral yang seperti konjugasi,
transformasi, dan transduksi kadang-kadang disamakan dengan reproduksi seksual.
Kurang lengkapnya reproduksi seksual relatif jarang terjadi di antara organisme multiseluler,
terutama hewan.
Hal ini tidak sepenuhnya mengerti mengapa kemampuan untuk
bereproduksi secara seksual begitu umum di antara mereka. Hipotesis saat ini
menunjukkan bahwa reproduksi aseksual mungkin memiliki manfaat jangka pendek
ketika pertumbuhan penduduk yang cepat adalah penting atau dalam lingkungan
yang stabil, sedangkan reproduksi seksual menawarkan keuntungan bersih dengan
generasi yang lebih cepat memungkinkan keragaman genetik, memungkinkan adaptasi terhadap
perubahan lingkungan. Kendala perkembangan mungkin mendasari mengapa beberapa
hewan telah melepaskan reproduksi seksual sepenuhnya dalam siklus hidup mereka.
Reproduksi aseksual misalnya Membelah diri, Tunas
(Reproduksi), Reproduksi vegetatif, Fragmentasi, Sporogenesis, Partenogenesis,
dan Apomiksis.
contoh reproduksi pada tanaman Sarcoscypha coccinea
Dilakukan dengan membentuk kuncup.
Kuncup terbentuk pada sel induk yang kemudian lepas. kadang-kadang kuncup tetap
melekat pada induk selnya membentuk rantai sel yang disebut hifasemu atau
pseudohifa
Pengertian Bioteknologi Tradisional
Bioteknologi tradisional merupakan
bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme untuk memproduksi alkohol, asam
asetat, gula, atau bahan makanan, seperti tempe, tape, oncom, dan kecap.
Yoghurt
Susu dipasteurisasi terlebih dahulu, selanjutnya sebagian besar lemak
dibuang. Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan yoghurt, yaitu Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophillus. Kedua bakteri tersebut
ditambahkan pada susu dengan jumlah yang seimbang, selanjutnya disimpan selama
± 5 jam pada temperatur 45oC. Selama penyimpanan tersebut pH akan turun
menjadi 4,0 sebagai akibat dari kegiatan bakteri asam laktat. Selanjutnya susu
didinginkan dan dapat diberi cita rasa.
Keju
Proses pembuatan keju diawali dengan pemanasan susu dengan suhu 90oC atau
dipasteurisasi, kemudian didinginkan sampai 30oC. Selanjutnya
bakteri asam laktat dicampurkan. Akibat dari kegiatan bakteri tersebut pH
menurun dan susu terpisah menjadi cairan whey dan dadih padat, kemudian
ditambahkan enzim renin dari lambung sapi muda untuk mengumpulkan dadih. Enzim
renin dewasa ini telah digantikan dengan enzim buatan, yaitu klimosin. Dadih
yang terbentuk selanjutnya dipanaskan pada temperatur 32oC – 420oC dan ditambah
garam, kemudian ditekan untuk membuang air dan disimpan agar matang.
Untuk membuat tempe, selain diperlukan bahan dasar kedelai juga
diperlukan ragi. Ragi merupakan kumpulan spora mikroorganisme, berupa kapang.
Dalam proses pembuatan tempe paling sedikit diperlukan empat jenis kapang dari
genus Rhizopus, yaitu Rhyzopus oligosporus, Rhyzopus stolonifer, Rhyzopus
arrhizus, dan Rhyzopus oryzae. Miselium dari kapang tersebut akan
mengikat keping-keping biji kedelai dan memfermentasikannya menjadi produk
tempe.
No comments:
Post a Comment