MITOS
Secara sederhana, definisi mitos adalah suatu informasi yang sebenarnya salah tetapi dianggap benar karena telah beredar dari generasi ke generasi. Begitu luasnya suatu mitos beredar di masyarakat sehingga masyarat tidak menyadari bahwa informasi yang diterimanya itu tidak benar. Karena begitu kuatnya keyakinan masyarakat terhadap suatu mitos tentang sesuatu hal, sehingga mempengaruhi perilaku masyarakat.
Mitos atau mite (myth) adalah cerita prosa rakyat yang di tokohi oleh para dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain (kahyangan) pada masa lampau dan dianggap benar-benar terjadi oleh yang punya cerita atau penganutnya. Mitos juga disebut Mitologi, yang kadang diartikan Mitologi adalah cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi dan bertalian dengan terjadinya tempat, alam semesta, para dewa, adat istiadat, dan konsep dongeng suci. Mitos juga merujuk kepada satu cerita dalam sebuah kebudayaan yang dianggap mempunyai kebenaran mengenai suatu peristiwa yang pernah terjadi pada masa dahulu. Jadi, Mitos adalah cerita tentang asal-usul alam semesta, manusia, atau bangsa yang diungkapkan dengan cara-cara gaib dan mengandung arti yang dalam. Mitos juga mengisahkan petualangan para dewa, kisah percintaan mereka, kisah perang mereka dan sebagainya. Mengapa Mitos di Percaya? Sebab masyarakat beranggapan mitos sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat tradisional yang masih sangat kental budaya kedaerahannya.
Mereka kebanyakan mengabaikan logika dan lebih mempercayai hal-hal yang sudah turun temurun dari nenek moyang. Pada dasarnya, mitos orang zaman dahulu memiliki tujuan yang baik untuk kelangsungan hidup keturunannya Ada masyarakat yang mempercayai mitos tersebut, ada juga masyarakat yang tidak mempercayainya. Jika mitos tersebut terbukti kebenarannya, maka masyarakat yang mempercayainya merasa untung. Tetapi jika mitos tersebut belum terbukti kebenarannya, maka masyarakat bisa dirugikan. Mitos dipercaya sebagai ajaran nenek moyang tentang apa yang tidak boleh dilakukan agar tidak tertimpa daerah.
Beberapa contoh mitos :
1. Memakai payung di dalam rumah berarti sial.
Ya sial kalau lagi ada banyak orang di dalam rumah dan kita memakai payung. Mungkin orang – orang di sekitar Anda akan merasa terganggu atau tercolok matanya.
2. Wanita tidak boleh duduk di depan pintu pamali.
Zaman dahulu wanita masih menggunakan rok, belum ada yang memakai celana. Jadi, kalau ada wanita yang duduk di depan pintu pasti akan terlihat…ya gitu deh. Pasti banyak mengundang hawa nafsu. Lagi pula akan menghalangi orang yang akan melewati pintu juga, iya kan?
3. Tertimpa cicak tandanya sial.
Sial di sini maksudnya dari tertimpa cicak itu sendiri. Siapa yang tidak sial kalau sedang enak – enak duduk tiba–tiba tertimpa cicak.
4. Jangan bersiul pada malam hari karena mengundang setan.
Maksudnya adalah agar tidak mengganggu orang – orang yang sedang tidur.
Demikian beberapa contoh mitos. Para nenek moyang menganggapnya sebagai pamali.
LEGENDA
Sebuah kisah sejarah tradisional (atau kumpulan cerita terkait) populer dianggap benar tetapi biasanya berisi campuran fakta dan fiksi. ebuah legenda adalah cerita yang diceritakan seolah-olah itu adalah peristiwa sejarah, bukan sebagai penjelasan untuk sesuatu atau narasi simbolik. Legenda mungkin atau mungkin tidak versi dijabarkan dari peristiwa sejarah. Legenda yang dalam bahasa Latin disebut legere adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh empunya cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi.
Oleh karenanya, legenda sering kali dianggap sebagai sejarah kolektif (folk history). Meski demikian, karena tidak tertulis, maka kisah-kisah tersebut telah mengalami distorsi, sehingga sering kali jauh berbeda dengan aslinya. Oleh sebab itu, jika legenda dipergunakan sebagai bahan untuk merekonstruksi suatu sejarah, maka legenda harus dibersihkan terlebih dahulu bagian-bagiannya dari hal-hal yang mengandung sifat-sifat cerita rakyat (folklore). Legenda ataupun cerita rakyat, terkait dekat sekali dengan Mitologi. Namun, pada cerita rakyat, waktu dan tempat tidak spesifik dan ceritanya tidak dianggap sebagai sesuatu yang suci dan dipercaya kebenarannya layaknya Mitologi. Sedangkan legenda sendiri, meskipun kejadiannya dianggap benar, pelaku-pelaku kisahnya adalah manusia, bukan Dewa dan monster seperti pada Mitologi.
Beberapa contoh legenda :
1. Legenda Kuningan.
Kuningan adalah nama suatu kota kecil yang terletak di lereng Gunung Ceremai, di sebelah selatan kota Cirebon, Jawa Barat.
2. Legenda Panji.
Di Jawa Timur yang paling terkenal prosa rakyat itu sudah diubah sedemikian rupa sehingga sesuai dengan rumus cerita tokoh-tokoh rakyat tradisional adalah legenda tokoh Panji. Panji adalah seorang putra raja Kerajaan Kahuripan di Jawa Timur yang senantiasa kehilangan istrinya. Akibatnya, banyak muncul cerita Panji yang temanya selalu perihal istrinya yang menjelma menjadi wanita lain.
CERITA RAKYAT
Cerita rakyat adalah sebagian kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki Bangsa Indonesia. Pada umumnya, cerita rakyat mengisahkan tentang suatu kejadian di suatu tempat atau asal muasal suatu tempat. Tokoh-tokoh yang dimunculkan dalam cerita rakyat umumnya diwujudkan dalam bentuk binatang, manusia maupun dewa. Fungsi Cerita rakyat selain sebagai hiburan juga bisa dijadikan suri tauladan terutama cerita rakyat yang mengandung pesan-pesan pendidikan moral. Banyak yang tidak menyadari kalo negeri kita tercinta ini mempunyai banyak Cerita Rakyat Indonesia yang belum kita dengar, bisa dimaklumi karena cerita rakyat menyebar dari mulut – ke mulut yang diwariskan secara turun – temurun. Namun sekarang banyak Cerita rakyat yang ditulis dan dipublikasikan sehingga cerita rakyat Indonesia bisa dijaga dan tidak sampai hilang dan punah.Sekarang banyak juga Cerita Rakyat yang difilmkan lho dan sisi positifnya Cerita Rakyat jadi semakin terjaga meski kadang ada penambahan jalan ceritanya.
Contoh cerita rakyat :
Pada jaman dahulu kala di tatar pasundan ada sebuah kerajaan yang pimpin oleh seorang raja yang bijaksana, beliau dikenal sebagai Prabu Tapak Agung.
Prabu Tapa Agung mempunyai dua orang putri cantik yaitu Purbararang dan adiknya Purbasari.
Pada saat mendekati akhir hayatnya Prabu Tapak Agung menunjuk Purbasari, putri bungsunya sebagai pengganti. “Aku sudah terlalu tua, saatnya aku turun tahta,” kata Prabu Tapa.
Purbasari memiliki kakak yang bernama Purbararang. Ia tidak setuju adiknya diangkat menggantikan Ayah mereka. “Aku putri Sulung, seharusnya ayahanda memilih aku sebagai penggantinya,” gerutu Purbararang pada tunangannya yang bernama Indrajaya. Kegeramannya yang sudah memuncak membuatnya mempunyai niat mencelakakan adiknya. Ia menemui seorang nenek sihir untuk memanterai Purbasari. Nenek sihir itu memanterai Purbasari sehingga saat itu juga tiba-tiba kulit Purbasari menjadi bertotol-totol hitam. Purbararang jadi punya alasan untuk mengusir adiknya tersebut. “Orang yang dikutuk seperti dia tidak pantas menjadi seorang Ratu !” ujar Purbararang.
Perbedaan antara mitos, legenda dan cerita rakyat yaitu mitos adalah cerita yang belum jelas terjadinya karena tidak ada bukti otentik yang bisa membuktikan kebenarannya. Sedangkan Legenda adalah cerita rakyat dimasa lampau yang benar-benar terjadi dan biasanya memiliki bukti otentik. Dan Cerita Rakyat itu biasanya cerita tentang kebudayaan asal muasal suatu tempat atau kejadian
------------------------------------------------------------------------------
Perbedaan pengetahuan ilmiah dan non ilmiah
Ilmu Pengetahuan Ilmiah
Adalah ilmu yang diperoleh dan dikembangkan dengan mengolah atau memikirkan realita yang berasal dari luar diri manusia secara ilmiah, yakni dengan menerapkan Metode Ilmiah.
Contoh:
Kumpulan pengetahuan mengenai suatu hal tertentu (objek/lapangan), yang merupakan kesatuan yang sistematis dan memberikan penjelasan yang sistematis yang dapat dipertanggungjawabkan dengan menunjukkan sebab-sebab hal/kejadian itu.
Ilmu Pengetahuan Non Ilmiah
Adalah ilmu yang diperoleh dan dikembangkan secara sistematik terhadap kemampuan diri manusia ataupun terhadap ide di alam pikiran manusia secara deduktif dan analitik.
Contoh:
Pencak silat, bela diri, kebatinan, matematika dan sebagainya.
Shaugnessy dan Zechmeister (1997) membahas perbedaan metode ilmiah dan non ilmiah yang di gambarkan pada tabel di bawah ini :
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
A. CARA-CARA MEMPEROLEH PENGETAHUAN
Dari pembahasan sebelumnya, telah dijelaskan adanya perkembangan pola pikir manusia di mana orang percaya kepada mitos, ramalan nasib berdasarkan perbintangan, matahari, dewa petir dan sebagainya. Pengetahuan itu mereka peroleh dengan berbagai cara, antara lain :
1. Prasangka, yaitu suatu anggapan benar padahal baru merupakan kemungkinan benar atau kadang-kadang malah tidak mungkin benar.
Contoh : pada zaman Babylonia, orang percaya bahwa hujan dapat turun dari surga sampai ke bumi melalui jendela-jendela yang ada di langit.
Dengan prasangka, orang sering mengambil keputusan yang keliru. Prasangka hanya berguna untuk mencari kemungkinan suatu kebenaran.
2. Intuisi, yaitu suatu pendapat seseorang yang diangkat dari perbendaharaan pengetahuannya terdahulu melalui suatu proses yang tak disadari. Jadi, seolah-olah begitu saja muncul pendapat itu tanpa pikir.
Pengetahuan yang dicapai dengan cara demikian sukar dipercaya, ungkapan-ungkapannya sering masuk akal namun belum tentu cocok dengan kenyataan.
Contoh : Seorang astrolog di samping rumusannya sering menggunakan intuisinya dalam memberikan ramalan nasib seseorang.
”Trial and Error”, yaitu metode coba-coba atau untung-untungan. Cara ini dapat diibaratkan seperti seekor kera yang mencoba meraih pisang dalam sebuah kerangkeng dari percobaan Kohler, seorang psikolog Jerman. Kera itu dengan cara coba-coba akhirnya dapat juga meraih pisang dengan menggunakan tongkat.
Pengetahuan pada manusia diperoleh melalui cara ini banyak sekali, yaitu sejak zaman manusia purba sampai sekarang. Banyak pula penemuan hasil “Trial and Error” sangat bermanfaat bagi manusia. Misalnya, ditemukannya rendaman kulit kina untuk obat malaria. Penemuan dengan cara coba-coba ini jelas tidak efisien sebagai suatu cara untuk mencari kebanaran.
Pada zaman Yunani orang cenderung untuk mengikuti saja ajaran para ahli pikir ataupun para penguasa. Namun, ajaran-ajaran ini ternya banyak yang keliru karena ahli-ahli pikir itu terlalu mengandalkan pemikiran atau akal sehat, dan kebenaran yang dianut itu adalah yang masuk akalnya. Contoh, setiap hari kita lihat matahari terbit dari Timur lalu terbenam di Barat. Maka masuk akallah bila dikatakan bahwa matahari beredar mengelilingi bumi. Contoh lain, bila kayu dibakar maka berubah jadi api, udara, dan abu (tanah). Maka menurut akal sehat unsur dasar pembentuk kayu itu adalah tanah, api dan udara.
Pengetahuan yang didapat dengan cara-cara tersebut di atas termasuk golongan pengetahuan yang tidak ilmiah. Lalu bagaimanakah pengetahuan yang ilmiah atau yang disebut ilmu pengetahuan itu?
Metode ilmiah adalah prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi ilmu adalah pengetahuan yang didapat lewat metode ilmiah. Metode adalah suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah yang sistematis. Metodeologi adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam metode ilmiah.
Tidak semua pengetahuan yang disebut ilmu, sebab ilmu merupakan pengetahuan yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu pengetahuan dapat disebut ilmu atau dikatakan ilmiah adalah :
1. Obyektif, artinya pengetahuan itu sesuai dengan obyeknya atau didukung metodik fakta empiris;
2. Metodik, artinya pengetahuan itu diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu yang teratur dan terkontrol;
3. Sistematik, artinya pengetahuan itu tidak disusun dalam suatu sistem di mana satu sama lain saling berkaitan dan saling menjelaskan, sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh.
4. Berlaku umum, artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh seseorang atau beberapa orang saja, tetapi semua orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten;.
Pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah, diharapkan mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu yakni sifat rasional dan teruji, sehingga memungkinkan tubuh pengetahuan yang disusun merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan. Dalam hal ini metode ilmiah menggabungkan cara berpikir deduktif dan cara berpikir induktif dalam membangun tubuh dan pengetahuannya.
Cara berpikir deduktif adalah cara berpikir di mana kesimpulan ditarik dari suatu yang bersifat umum. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus, yang disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. Pernyataan yang mendukung silogismus disebut premis yang kemudian dapat dibedakan sebagai premis mayor dan premis minor. Kesimpulan merupakan pengetahuan yang didapat dari penalaran deduktif berdasarkan kedua premis tersebut.
Cara berpikir induktif adalah cara berpikir yang menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari pernyataan yang bersifat khusus atau individual. Penalaran induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi, yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum.
Cara berpikir deduktif terkait dengan rasionalisme, yang memberikan sifat rasional kepada pengetahuan ilmiah dan bersifat konsisten dengan pengetahuan yang telah dikumpulkan sebelumnya. Oleh karena itu, cara berpikir deduktif berdasarkan pada kriteria kebenaran koherensi atau teori koherensi. Rasionalisme adalah paham yang berpendapat bahwa rasio adalah sumber kebenaran.
Teori koherensi adalah suatu pernyataan pengetahuan rasionalisme yang memberikan sifat rasional kepada pengetahuan ilmiah dan bersifat konsisten dengan pengetahuan yang telah dikumpulkan sebelumnya yang dianggap benar. Namun demikian, penjelasan yang bersifat rasional dengan kriteria kebanaran koherensi tidak memberikan kesimpulan yang bersifat final. Hal ini disebabkan karena meskipun argumentasi secara rasional didasarkan kepada premis-premis ilmiah yang telah teruji kebenarannya, namun dimungkinkan pula pilihan yang berbeda dari sejumlah premis ilmiah yang tersedia, yang dipergunakan dalam penyusunan argumentasi. Oleh karena itu dalam metode ilmiah di samping menggunakan cara berpikir deduktif, dipergunakan pula cara berpikir induktif.
Cara berpikir induktif terkait dengan empirisme, di mana dibutuhkan fakta-fakta yang mendukung. Oleh karena itu, cara berpikir induktif berdasarkan pada kriteria kebenaran korespondensi atau teori korespondensi.
Empirisme adalahpaham yang berpendapat, bahwa fakta yang tertangkap lewat pengalaman manusia merupakan sumber kebenaran. Teori korespondensi adalah suatu pernyataan dianggap benar jika materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu koresponden (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
Dalam metode ilmiah, pendekatan rasional digabungkan dengan pendektan empiris. Secara rasional maka ilmu menyusun pengetahuannya secara konsisten dan kumulatif, sedangkan secara empiris ilmu memisahkan pengetahuan yang sesuai dengan fakta dari yang tidak.
B. LANGKAH-LANGKAH OPERASIONAL METODE ILMIAH
Salah satu syarat ilmu pengetahuan ialah bahwa materi pengetahuan itu harus diperoleh melalui metode ilmiah. Ini berarti bahwa cara memperoleh pengetahuan itu menentukan apakah pengetahuan itu termasuk ilmiah atau tidak. Metode ilmiah tentu saja harus menjamin akan menghasilkan pengetahuan yang ilmiah, yaitu yang bercirikan objektivitas, konsisten, dan sistematik.
Langkah-langkah operasionalnya adalah sebagai berikut :
1) Perumusan masalah; yang dimaksud dengan masalah di sini adalah merupakan pernyataan apa, mengapa, ataupun bagaimana tentang objek yang diteliti. Masalah ini harus jelas batas-batasnya serta dikenal faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2) Penyusunan hipotesis; yang dimaksud dengan hipotesis adalah suatu perny ataan yang menunjukkan kemungkinan-kemungkinan jawaban untuk memecahkan masalah yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, hipotesis merupakan dugaan yang tentu saja didukung oleh pengetahuan yang ada. Hipotesis juga dapat dipandang sebagai jawaban sementara dari permasalahan yang harus diuji kebenarannya dalam suatu observasi atau eksperimentasi.
3) Pengujian hipotesis; yaitu berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang telah diajukan untuk dapat memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak. Fakta-fakta ini dapat diperoleh melalui pengamatan langsung dengan mata atau melalui teleskop atau dapat juga melalui uji coba atau eksperimentasi.
4) Penarikan kesimpulan; penarikan kesimpulan ini didasarkan atas penilaian melalui analisis dari fakta-fakta (data), untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan itu diterima atau tidak. Hipotesis itu dapat diterima bila fakta-fakta yang terkumpul itu mendukung pernyataan hipotesis. Bila fakta-fakta pernyataan hipotesis. Hipotesis yang diterima merupakan suatu pengetahuan yang kebenarannya telah diuji secara ilmiah, dan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan.
Keseluruhan langkah tersebut di atas harus ditempuh melalui urutan yang teratur, di mana langkah yang satu merupakan landasan bagi langkah berikutnya. Dari keterangan-keterangan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang disusun secara sistematis, berlaku umum dan kebenarannya telah diuji secara empiris.